Karya : gendis (6 Ibnu Abbas)
Sinta adalah seorang siswi terbaik disekolah dasarnya. Tak hanya berprestasi, sinta juga merupakan siswi yang aktifdan senang membantu teman-temannya. Pada suatu hari bella, lily dan lia bertemu sinta. Mereka mengajak sinta untuk pergi ke belakang sekolah, sinta yang tidak tahu mengapa dirinya dipaksa mengikuti perintah bella, lily dan lia untuk kebelakang sekolah hanya mengikuti mereka dari belakang. Tiba-tiba pukulan keras melayang ke arah sinta, sinta meringis kesakitan, tidak hanya itu bella juga menarik rambut sinta tanpa ampun hingga sinta terseok diatas tanah. Ketiganya lantas pergi meninggalkan sinta yang tengah kesakitan tanpa menjelaskan apa kesalahan sinta. Tanpa mereka sadari, mereka tidak hanya menyakiti fisik sinta, tetapi juga mental sinta. Sinta bangkit dan berjalan perlahan menuju kelasnya.
Dikelas seorang temannya bertanya perihal sinta, mengapa sinta tidak bersemangat seperti biasanya, baju sinta juga terlihat kotor seperti bekas jatuh diatas tanah, belum lagi rambut sinta yang biasanya tergerai indah tampak seperti tidak disisir. Sinta hanya tersenyum dan berusaha bertahan sampai bel pulang sekolah berbunyi.
Sesampainya dirumah, sinta hendak bergegas masuk kedalam kamar agar tidak bertemu dengan ibunya. Tak disangka ibunya muncul didepan pintu sebelum sinta berhasil menghindar. Alhasil ibu pun bertanya “mengapa wajahmu terlihat sangat murung sinta?”. “hanya masalah kecil disekolah ibu, sinta lelah, sinta izin ke kamar dulu ya bu”. Jawab sinta dan melengang pergi ke kamarnya. Ibu sinta khawatir dengan perubahan sinta. Tidak seperti biasa sinta yang selalu ceria menunjukkan kemurungannya dan enggan bercerita kepadanya.
Pagi cepat sekali berlalu, rasanya sinta tidak ingin pergi kesekolah. Ia takut terjadi sesuatu yang tak terduga seperti kemarin. Tetapi ia tetap harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang siswi. Dan benar saja, Ketika sinta sampai di kelasnya ia melihat kursi tempat dimana ia duduk penuh dengan coret-coret mengatakan kata-kata kasar dan bahkan hal yang tidak pantas ditulis oleh serang siswa maupun siswi. Sinta bertanya kepada Sebagian teman-temannya siapakah yang tega melakukan keusilan ini. Tak ada satu orang pun dari mereka yang memberitahu tetapi mereka membantu sinta untuk menukar kursinya dengan kursi baru yang tidak terdapat coret-coret diatasnya.
Rupanya kesialan sinta tak cukup sampai disitu, melihat teman-teman sinta membantu sinta, tiga sekawan yaitu bella, lily dan lia geram. Mereka pun memanggil sinta ke belakang sekolah pada jam istirahat. Sinta berusaha menolak namun lily dan lia memaksa sinta bahkan mendorong sinta ke hadapan bella. “dasar caper. enggak capek ya kamu jadi orang caper, enggak ke guru, enggak ke teman-teman. Kamu tuh enggak pantas dapat pertolongan” ujar bella sambil mendorong sinta.
BUKK!!
Kepala sinta terbentur dinding. Rasanya sakit sekali, ingin rasanya sinta berteriak, namun kerongkongannya seperti tercekat. Lia mencekik leher sinta dengan kencang. Nafas sinta tersekat. “kamu tuh pantas mendapatkan ini” ujar lia. “maaf.. lia…. A..ku m…int..a ma…af” lirih sinta. ia mengeluarkan seluruh tenaganya untuk dapat bicara. Setelah itu lia melepaskan tangannya dari leher sinta. “kita tidak sudi menerima maaf dari kamu.” Kata lily. Mereka bertiga meninggalkan sinta.
Sinta sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya. Badannya limbung, ia pun pingsan.
Saat tersadar dirinya sudah ada di ruang UKS. Sinta menatap sekeliling ternyata ada anna, sahabatnya. disampingnya sedang menatapnya penuh kekhawatiran. Sinta hendak bangun tetapi kepalanya terasa sangat berat dan pening.
“kamu tidak boleh bangun dulu sinta” ujar anna.
“aku tidak apa-apa anna, yuk kita ke kelas” lirih sinta berbohong. Sejujurnya dia tidak sanggup untuk sekadar bangun dari Kasur.
“siapa yang melakukan ini sinta? beri tahu aku! Ayo kita laporkan kepada kepala sekolah” ungkap anna Panjang. Anna menggenggam tangan sinta dengan erat. Ia sungguh tak tega melihat sahabatnya terbaring lemas diatas Kasur. Pasalnya sinta bukanlah siswi yang cenderung murung jika punya masalah, ia pasti menceritakan apapun yang sedang dirasakannya pada anna. Sinta pun menceritakan yang sebenarnya terjadi padanya akhir-akhir ini. Bahwa bella, lily dan lia melakukan penindasan padanya.
“kita harus melaporkan kasus ini pada kepala sekolah sinta, ini sudah diluar batas kewajaran. Kamu tidak bisa diam saja, aku pun tidak tahan melihat mereka terus berlaku seenaknya terhadap..” tegas anna.
“tidak anna. Bagaimana jika kita melapor, mereka bertiga justru lebih nekat melakukan tindakannya kepada ku? Tolong rahasiakan ini pada siapapun, termasuk ibuku.” Pangkas sinta. ia memohon kepada anna.
“tapi kamu harus janji, jika terjadi hal seperti ini lagi kita harus melaporkannya ke kepala sekolah” usul anna yang langsung disambut anggukan oleh sinta.
Rupanya ketiga sekawan itu tidak kapok melakukan penindasan terhadap sinta, berhari-hari sinta terus dipojokan, dimaki dengan kata-kata kasar yang sangat menyakiti hatinya, bahkan tak jarang bella, lili, dan lia melakukan tindak kekerasan terhadap sinta. hingga rasanya sinta sudah tidak mampu lagi menahan sakit dibadannya, fikirannya pun kacau terkotori oleh ucapan-ucapan sadis bella, lily dan lia.
Sampai suatu hari sinta terfikir untuk mengakhiri hidupnya yang tidak Bahagia ini. Ia sangat sedih akan meninggalkan kedua orang tuanya dan anna sahabatnya. Tetapi sinta tidak bisa berfikir jernih, ia terus menyalahi dirinya yang harus lahir ke dunia ini dan hanya menjadi beban orang-orang yang ia sayangi. Sebuah sayatan melukai tangan sinta, sinta meringis dan membiarkan darah terus keluar dari tangannya.
Mengetahui sinta telah mengakhiri hidupnya dengan sangat tragis kedua orang tua sinta pun mendatangi sekolah dan menanyakan perihal yang terjadi belakangan ini terhadap sinta. akhirnya anna buka suara untuk pertama kalinya dihadapan seluruh guru dan kedua orang tua sinta. anna pun tak menyangka bahwa sahabatnya akan meninggalkannya secepat itu. Kepala sekolah memanggil ketiga sekawan, bella, lily dan lia, awalnya mereka tidak mau mengakui hal yang dituduhkan oleh kepala sekolah sampai anna membawa barang bukti berupa voice note yang ia simpan Ketika sinta bercerita di ruang UKS. Kepala sekolah menindak langsung hukuman yang harus diterima oleh bella, lily dan lia bahwa mereka resmi dikeluarkan dari sekolah saat itu juga.